Senin, 14 Maret 2011

Wow Keren, Macam-Macam Seni Latte Pada Kopi

Latte atau Caffè latte (Bahasa Italia yang artinya kopi susu) adalah espresso atau kopi yang dicampur dengan susu dan memiliki lapisan busa yang tipis di bagian atasnya. Perbandingan antara susu dengan kopi pada caffè latte adalah 3:1. Minuman ini pertama kali ditemukan di Italia pada akhir 1950 oleh Lino Meiorin.


Ia merupakan pemilik dari sebuah cafe dan merupakan barista pertama dari Italia. Pengunjung cafenya ketika itu tidak terbiasa dengan rasa dari cappuccino tradisional yang sangat tajam dan karenanya meminta lebih banyak susu (latte) untuk dicampur dengan kopi tersebut.

Lama-kelamaan Lino memutuskan untuk menjual minuman espresso dengan lebih banyak susu dan menyebutnya sebagai "caffè latte".

Ketika itu, ia menyajikan caffè latte dalam mangkuk dan kemudian beralih menggunakan gelas bir. Kini, caffè latte disajikan dalam cangkir dan diperindah dengan sentuhan seni (Art of Latte).

Salah satu faktor penting sebuah latte adalah kualitas frothing susu yang fungsinya adalah untuk meningkatkan dan memperkuat rasa kopi, bukan sebaliknya.

Jadi bukanlah latte kalau rasa susunya lebih dominan dibandingkan dengan kopinya, atau kopi dengan sedikit rasa susu.

Untuk mencapai kriteria tersebut tentunya diperlukan sebuah mesin espresso yang bertenaga agar proses frothing benar2 menghasilkan busa halus atau micro foam dalam susunya, selain keterampilan teknis si barista tentunya.




















































Video Pembuatannya :


Read More......

Bahaya-Bahaya Kesehatan Jika Terkena Radiasi Nuklir

Bencana di Jepang memicu kekhawatiran akan adanya kebocoran reaktor nuklir seperti yang terjadi di Chernobyl tahun 1986. Dampak radiasi bermacam-macam, ada yang bisa dirasakan seketika dan ada yang baru muncul dalam jangka panjang.


http://dumalana.com/wp-content/uploads/2011/03/110312131637_fukushima_464x261_reuters.jpg

Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986. Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian.

Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti dikutip dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.

http://cache1.asset-cache.net/xc/1166746.jpg?v=1&c=IWSAsset&k=2&d=77BFBA49EF878921F7C3FC3F69D929FDF20071ABB95B7B59558BAA7806BC4BD586B01C9CA7DE2E2FE30A760B0D811297

Editor kesehatan dari Foxnews Health, Dr Manny Alvarez mengatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi dampak radiasi nuklir. Ketiganya meliputi total radiasi yang dipejankan, seberapa dekat dengan sumber radiasi dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpejan oleh radiasi.

Ketiga faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.

Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain sebagai berikut:
  1. Mual muntah
  2. Diare
  3. Sakit kepala
  4. Demam.

Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Pusing, mata berkunang-kunang
  2. Disorientasi atau bingung menentukan arah
  3. Lemah, letih dan tampak lesu
  4. Kerontokan rambut dan kebotakan
  5. Muntah darah atau buang air besar mengeluarkan darah
  6. Tekanan darah rendah
  7. Luka susah sembuh.

Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun.

Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut.
  1. Kanker
  2. Penuaan dini
  3. Gangguan sistem saraf dan reproduksi
  4. Mutasi genetik.
Read More......